Membangun Pendidikan Karakter |
SUARA PAREPARE - Pendidikan adalah acuan bagi perkembangan peradaban suatu negara. Namun menurut UNESCO, Indonesia menempati urutan ke-60 dalam hal minat baca. Ini adalah bencana mental bagi negara ini dan diperparah dengan rendahnya kualitas tenaga pengajar Indonesia.
Selain itu, banyak gedung sekolah dan ruang kelas yang masih kurang memadai, begitu pula dengan gaji guru honorer yang bersangkutan. Tugas guru honorer juga semakin berat di lingkungan saat ini yang penuh dilema dan korupsi moral.
Pergantian roda kekuasaan juga menyebabkan pergantian Menteri Pendidikan. Dengan demikian, kurikulum yang berubah dalam waktu singkat membuat sistem pendidikan di negeri ini semakin kompleks.
Banyaknya jurusan, manajemen guru yang cukup lelah dan level siswa yang semakin hari semakin menurun, tentunya harus dicarikan solusi agar tidak semakin merugikan berbagai pihak. Keberhasilan pendidikan di negara tersebut tercermin dari kualitas generasi yang dihasilkan oleh bangsa tersebut.
Baca Juga: Peran Filsafat dalam Memahami Dunia Modern
Namun jika melihat berbagai fakta kekinian, rusaknya tatanan birokrasi terhadap tatanan masyarakat kecil, terutama keluarga, dan korupsi yang semakin merajalela, bisa dikatakan lembaga pendidikan negeri ini telah gagal. Hal ini disebabkan dunia pendidikan yang semakin kehilangan esensinya, dan guru yang tidak lagi menjadi panutan.
Moral para siswa yang semakin kacau seperti seks berlebihan, kecanduan narkoba dan tawuran - menambah gambaran bahwa pendidikan di negeri ini sedang runtuh. Pemerintah masih belum memiliki solusi untuk masalah ini.
Penyelenggaraan pendidikan malah diserahkan kepada swasta agar kapitalisasi bisa terjadi. Tentu hal ini membuat masyarakat senang, karena biaya pendidikan semakin lama semakin tinggi. Ini adalah hasil dari penerapan sistem pendidikan sekuler yang memisahkan aspek kehidupan keagamaan.
Pendidikan saat ini seolah hanya berfungsi sebagai pelepasan tanggung jawab pemerintah agar masyarakat terbebas dari kebodohan, mampu bersaing secara global atau bahkan mendapatkan pekerjaan sebagai formalitas belaka.
Jika inti pengejaran ilmu adalah dunia, tentu arah lembaga pendidikan akan semakin tidak jelas. Pada saat yang sama, tujuan pendidikan Islam adalah pembentukan karakter pribadi.
Dengan demikian, sebelum siswa mempelajari ilmu-ilmu lain, terlebih dahulu dibentuk keyakinannya agar menjadi orang yang taat kepada Allah.
Setelah itu mereka harus menimba ilmu tentang Islam dengan mempelajari ilmu yang termasuk fardu ain kemudian mempelajari ilmu yang tergolong fardu kifayah. Mereka pun harus mampu menguasai iptek beserta keterampilan-keterampilan lainnya yang berguna bagi kehidupan mereka.
Bahkan, apabila ahli dalam suatu bidang ilmu, di masa depan mereka dapat menghasilkan penemuan yang bermaslahat bagi umat. Ketika anak-anak didik memasuki universitas, mereka seyogianya diajarkan ilmu-ilmu utama, seperti ilmu budaya, fikih, bahasa Arab, dan tafsir Alquran, atau pun ilmu-ilmu empiris: matematika, kimia, biologi, fisika, kedokteran, dsb.
Demi menghasilkan generasi berkualitas seperti itu, lembaga pendidikan, rumah, dan pemerintah harus bersinergi karena sejatinya pendidikan tidak dapat dibebankan kepada salah satu pihak saja.
Maka dari itu, sistem pendidikan Islam merupakan satu-satunya solusi mendasar untuk menggantikan sistem pendidikan sekuler saat ini. Pendidikan Islam yang bersumber dari Alquran, terstruktur, dan terprogram dengan baik ialah upaya yang harus diperjuangkan agar tercipta generasi Islam berakhlak karimah.
Sejarah membuktikan bahwa pendidikan yang dimiliki oleh Dunia Islam mampu menghasilkan generasi cemerlang baik secara pola pikir maupun sikap. Mereka adalah generasi yang mumpuni di bidang masing-masing dan berbudi pekerti luhur sehingga mampu mengantarkan Islam kembali ke puncak keemasan.
Generasi cemerlang ini akan tercipta apabila negara memerhatikan dunia pendidikan secara total dan mampu menetapkan tujuan pendidikan secara jelas. Islam sangat menganjurkan para pemeluknya untuk menuntut ilmu karena akhlak karimah, pemahaman tauhid, dan pengetahuan-pengetahuan duniawi lainnya hanya dapat diperoleh melalui pendidikan.
Tentu sebelum mempelajari ilmu, Islam menganjurkan mempelajari adab terlebih dahulu. Berdasarkan firman Allah SWT. Surat Al-Mujadilah: 11 yaitu derajat orang-orang beriman dan berilmu akan ditinggikan oleh Allah.
Oleh sebab itu, jika iman dan ilmu terdapat di dalam setiap diri umat Islam, puncak kejayaan Islam dapat kita genggam kembali. Tentu saja, pendidikan terbaik hanya dapat diperoleh ketika syariat Islam ditegakkan secara sempurna dan menyeluruh.
Penulis: Tsaniatur Rokhimah
Mahasiswa UIN KH. Abdurrahman Wahid Pekalongan